Blue Collar Worker, Jurus, sampai Emak-Emak
Whats up… happy people…
Selasa sudah, sedikit lagi weekened, haha
Sudah ada plan mau kemana weekend ini? Hehe tidak terlalu premature
lah untuk merencanakan weekend yang berkualitas dan well prepare ya, apalagi
weekend ini ada closing ceremony Asian Games 2018. Katanya bakal beda sama
opening yang Indonesia banget dan kolosal, kali ini bakal lebih asia dan music banget
katanya. Alhamdulillah kita sudah di rangking empat dan diminggu terkahir ini
makin banyak teman-teman kita yang prestasinya bisa meroketkan, cie meroket…
jadi inget sesuatu, keposisi tiga besar.
Aamiin…
Di social media banyak dari kita yang membajiri time line
dengan ucapan selamat untuk teman-teman kita ini. Ada yang dengan kreatif
mengedit photo, rangkuman video sampai yang juga banyak di repost oleh netizen
rekaman wawancara atlet pencak silat kita disalah satu stasiun tv dengan
sumringah mengucapkan terimaksihnya atas dedikasi pak Prabowo memimin IPSI
(Ikatan Pencak Silat Indonesia). Aku sudah dengar beberapa kali soal bapak
punya perhatian tinggi pada pencak silat. Terus ada lagi berita soal bapak rela
rogoh kocek 14 milyar dana pribadi sebagai dedikasinya pada dunia persialtan
tanah air. Ngomong-ngomong soal dunia persilatan, buat aku dan banyak anak muda
Indonesia, pak Prabowo layaknya sosok pendekar yang punya bagian penting dalam
dunia persilatan. Hebatnya ini di dunia nyata bukan fiksi. Pendekar dengan
jurus intelektualitas tinggi.
Pernah beberapa kali berkesempatan belajar pencak silat dan
hebatnya dengan salah satu pelatih dari IPSI aku tahu kenapa pak Prabowo dan
silat sangat padu. Udah lupa sih apa aja lengkapnya tapi yang paling ngena di
aku adalah soal focus dan menjaga keseimbangan. Dua hal yang membuat aku
bertahan memilih di barisan bapak. Focus dalam silat mengajarkan aku bahwa
titik harus ditentukan dan jangan lepaskan
pandangan, keseimbangan butuh pernafasan yang baik. Mengatur nafas kita
untuk tujuan yang besar perlu latihan dan seberapa kita menikmati setiap
tarikan udara itu. Semua itu aku pelajari juga
saat membongkar sejarah hidup dan perjuangan beliau, dua hal itu sangat
harmonis, bahkan dimasa sulitnya ia berhasl sebagai manusia. Buat aku sebagai
manusia bisa berhasil bila telah berhasil membalik titik dimana kita ditekan
dan dipojokkan menjadi sejarah dan awal besarnya kita kini, itu butuh focus dan
keseimbangan dalam jurus. Dalam berjuang perlu sekali jurus. Hingga dalam
memilih wakilnya nanti dalam menahkodai Indonesia bapak pilih yang punya jurus,
jurus bangau, bang Sandi.
Bang sandi dipilih bapak juga sebagai jurus untuk memenangkan
medali emas, medali emas mandat rakyat. Sebagai puncak tertinggi dalam upaya
menggalang kekuatan Indonesia dengan focus Indonesia sejahtera. Sudah dengan
jurus bangaunya, bang sandi kini membangun harapan dengan jurus kemeja birunya.
Sempat jadi pertanyaan kenapa sekarang selalu denga kemeja biru, ternyata
alasana nya tidak sepolitis anggapan yang berkembang. Ada advice dari expertnya
penampilan, mas Didit anak pak Prabowo yang jadi satu-satunya anak bangsa yang
namanya masuk dalam kalender Paris Fashion week, sebagai event terpenting dalam
industry itu. Blue col l ar worker,
adalah jurus baru yang menegaskan bahwa Prabowo-Sandi akan fighting untuk
lapangan kerja. Kata bang Sandi, lapangan kerja yang bisa di fokuskan untuk
putra-putri terbaik bangsa. Ingat, putra-putri bangsa Indonesia ya. Dengan ditemani
celana cream atau colat muda adalah perpaduan yang mas Didit bilang sejuk dan
teduh, pas banget dengan jiwa dua pemimpin masa depan kita kan. Salah satu
kemampuan fashion designer adalah memprediksi masa depan lewat trend, maybe its
will be the new trend for new hope buat bangsa kita terutama anak muda, langsung kepikiran nyari kemeja
biru.
Di satu kesempatan juga aku pernah dengar bang Sandi bilang sering duduk diskusi dengan bapak dan
pak Anies. Pembicaraannya kontekstual, otentik dan relevan terhadap kemajuan
bangsa. Bapak itu negarawan yang tidak pernah tidak memikirkan bangsa. Ini jurus
juga buat kita sebagai anak muda untuk menggalang kekuatan bahwa kita dan
negera kita harus sejalan dalam menentukan arah yang tepat demi cita-cita
hidup, masa depan yang lebih baik. Jurus untuk kita mengajak semakin banyak
orang membuka pikiran dan mau menajutkan tangan sebagai sokongan kekuatan pada
barisan pemimpin yang tidak hanya punya kemampuan menggunting pita tapi
negarawan yang memang sudah emas dalam juangnya bukan emas dalam polesan jelang
pemilihan saja.
Jadiiiiii kalau gitu bapak orangnya terlalu serius dan kaku
dong? Pertanyaan itu muncul juga kan.
Terus ada juga desas desus kalau bapak
itu galak dan tempramen. Bang Sandi juga ngejelasin, itu ga lebih dari
diskoneksi persepsi elit. In real life semua orang bisa buktikan tiap turun dan
menjumpai masyarakat emak-emak selalu excited dengan kehadiran bapak. Masyarakat
bawah tahu pak Prabowo siapa, kata bang Sandi. Bapak sangat approachable, dan
aku juga udah bebeapa kali jadi saksi bahwa bapak itu emang se luwes itu sama
siapa aja. Mulai dari anak kecil sampe yang sepuh. Tak pernah kebabisan obrolan
karena beliau selalu tertarik mendengarkan apalagi cerita-cerita langsung dari
masyarakat. Beda lah Kalau Cuma kewarga
buat dokumentasi tapi pas ngobrol kikuk dan basa-basi busuk banget tu susah
dipoles. See… karena banyak baca, orang cerdas tu salah satu cirinya ngobrol
sama siapa aja pasti nyambung, ditanya apa aja pasti bisa ngasih pandangan. Ojo
pake kertas-kertas nganu gitu lo..
Ya udahlah ya, yang
perlu kita selalu ingat apalagi sebagai anak
muda, untuk jadi pendekar dalam dunia persilatan yang menegakkna
kebenaran perlu jurus, symbol yang tepat dan cerdas dan kekuatan yang penuh
berkah layaknya ketulusan emak-emak disetiap aksi mereka menjadi penyangga kekuatan
hingga bangsa ini masih berdiri.
Selamat buat seluruh teman-teman atlet yang berjuang untuk
Indonesia dan terimakasih lewat nyatanya kasi kalian kami bangga jadi bangsa.
2019 Prabowo Presiden :)
Comments
Post a Comment