Indonesia Butuh Yang Patriotik, Bukan Yang Drama
Memahami dan menjadi pemimipin untuk sebuah gerakan agung
memperbaiki kondisi bangsa bukanlah
perkara main-main. Indonesia sudah dalam kegentingan yang bila tidak dalam
tempo yang sesingkat-singkatnya mendapat treatment tepat maka kehancuran yang
terjadi sudah pasti akan kita sama-sama nikmati sebagai penyesalan. Secara
personal aku sudah muak dengan drama-drama murahan yang setiap hari mau tidak
mau jadi tontonan kita karena kita masih bernyawa.
Aku Cuma bisa nyengir kuda saat lihat semakin banyak
anak-anak muda yang manja dan mengkhinati berkah tuhan yang sudah mereka
nikmati sejak lama untuk jadi penjilat. Bila kau memang sadar dan tidak mabuk,
maka apa kau akan masih mau berbohong dan bermain peran terus terusan seperti
junjungan mu? Itu pertanyaannya buat para agen penghancur negeri pendatang baru
itu.
Mudah sekali bangsa kita dinina bobokkan dengan senandung
intrik. Makin banyak banyak penikmat drama pembodohan yang dengan bangga
menjamu dan memberi makan para menipu yang semakin subur dan berkaki-kaki
menyebar limbah kebohongan. Diluar kondisi yang memang sudah hancur by design
ini, maka kita juga harus cemas karena makin banyak orang malas yang hanya
memikirkan jaya nya saja dan takut itu hilang dengan menutup mata degan kondisi
asli yang sedang kita alami sebagai bangsa.
Untuk membalik keadaan dan membuat banyak orang itu sadar,
bahwa bila kita mengaku adalah anggota keluarga besar nusantara yang asli maka
kita harus siap berjuang untuk pemimpin yang patriotik. Sudah tidak ada tempat
bagi yang Cuma bisa berlakon bila menyesal bukan bagian dari apa yang ingin
kita lakukan ditahun-tahun kemudian setelah banyak hari-hari menggelikan penuh
drama di tanah tumpah darah kita ini.
Aku akan semakin terangterangan memihak, aku akan semakin
bangga untuk berdiri bersisian dengan yang dalam senyap nya banyak yang sudah
dia selamatkan, bahkan dalam nyamannya ia mau kembali ‘’berdarah-darah’’ demi
cintanya pada Republik tempat para leluhurnya juga berjuang dibidangnya
masing-masing hingga nyawa dipersembahkan untuk bangsa, dan nama pendahulunya
itu diabadikan dalam nama beliau kini sebagai lajutan mimpi akan merdeka yang
sebenarnya.
Ia lahir dimasa penuh heroisme. Hingga sedari kecil sudah
bermimpi untuk menjadi tentara. Sebuah kenangan pernah beliau bagikan, tentang
betapa ia sudah dicekoki nafas patriotik oleh sang kakek tercinta. Setiap ia
berkunjung kerumah kakek, saat ia tiba, tenda tentara milik pamannya yang gugur
dimedan perang sudah berdiri. Kakek juga selalu membawanya kekamar almarhum
yang tidak dirubah penataanya, semua perlengkapan tentara juga masih rapi
disana.
Hidup sejak kecil, berpindah-pindah diluar negri tidak
menghilangkan cintanya pada ibu pertiwi. Dengan mantap beliau kembali pulang
untuk mendaftar di AKABRI dan mewujudkan cita nya menjadi tentara dan doktrin
dan atmosfir pejuang dalam keluarganya tidak pudah dan memang sudah medarah
daging. Ini terbukti, jangan aku yang bilang, kalian buka sendiri lah jejak
sejarah itu, ada dimana-mana, dengan mudah bisa kita akses, kalau mau.
Tidak aka nada di putar dimedia-media bila kita hanya siap
disuapi. Bahkan banyak orang yang akhirnya memutuskan bersisian dengan beliau
setelah mencakar-cakar sejarah sebenarnya dari apa yang sudah ia persembahkan
untuk negerinya. Aku belajara dari beliau ini juga. Semasa sekolah dia sangat
senang belajar Bahasa dan sejarah. Sebuah inspirasi lahir ketika beliau memberi
sebuah pemahaman pada seorang yang sedag mewawancarinya, kalau kita tidak belajar dari sejarah, suatu saah kita akan dihukum
melakukan kesalahan yang dilakukan pendahulu kita. Seuah bentuk patriotik
buat aku. Karena seorang patriotik tidak boleh tidak cerdas. Mudah sekali
melihat dan memastika seorang cerdas atau berlakon cerdas. Dengan melihat
kemampuan orang tersebut menemukan kalimat. Terlebih jika dalam posisi tinggi
dan dihadapan manusia lain yang ramai, serta memiliki kemampuan yang baik pula.
Seorang patrotik sejati apalagi yang memimpin pertempuran
dalam membela kebenaran baru bisa dikatakan berhasil bila benar dicintai
prajuritnya. memimpin orang menghadapi maut dan tidak bisa terbayar itu tidak
bisa bila kita tidak dicintai. Tidak ada prajurit yang rela mati hanya untuk
uang. Mati nya prajurit dalam pertempuran adalah untuk cita-cita yang lebih
tinggi. Maka pastikan dalam membela kebenaran kita menggunakan cinta sebagai
aminisi. Sebagai pemimpin pasukan beliau sangat dicintai, kita bisa temukan
kesaksian-kesaksian itu walau kini terus diupayakan untuk menenggelamkan fakta
itu.
Sebagai orang yang bisa dibilang pendatang baru dalam dunia
Prabowo, aku gelagapan gak karuan ketika tahun lalu melihat bahwa dengan sangat
patriotik dan alami, beliau menjadi bintang sejati saat hadir dalam pelantikan
pakJokowi dan pak JK. Beliau bilang memang harus dating, karena beliau diundang
dan memang bisa hadir. Dengan alamiah sekali setiap gerakan nya menjadi sorotan
dan mendapat standing applause dari se isi gedung parlemen kita. Memberi contoh
dengan menghadirkan kesejukan dalam bernegara adalah patriotism kelas tinggi
yang tidak akan bisa di design dalam drama un-faedah yang goalnya hanya untuk
caper dan membodohi.
Aku masih percaya, patriot sejati untuk memimpin negeri kita
dalam membangun kembali Indonesia Raya sudah Allah siapkan dengan proses yang
tidak mudah. Seorang patriot yang berjuang dengan kekuatannya dan menggerakkan
bangsanya. Tidak dapat mimpi kita terwujud jika yang memimpin kita menemukan
kalimat saja belum berhasil atau bahkan gagal, karena memang hasil karbitan
dalam drama-drama un-faedah yang sebenarnya kejam dan membunuh.
thank you happy people...
2019 Prabowo Presiden :)
Comments
Post a Comment