Bicara Penampilan Capres, Pesta Demokrasi Jangan Jadi Pesta Kostum




Sebuah kelompok diskusi dan lembaga survei membuat lelucon. Sebenarnya, mengkaji apa saja sesuai kebutuhan mereka dalam diskusi dan upaya survei sah-sah saja, tapi kali ini menghasilkan sebuah pandangan yang sangat maksa dan unfaedah. Disebut bila pak Prabowo tidak merubah penampilannya bisa kalah dengan Jokowi. Ini semacam tindakan menyepelakan akal sehat masyarakat. Semacam mengkerdilkan ketajaman pikiran orang Indonesia tentang bagaimana kita melihat kualitas.

Mungkin ada indikator tertentu soal penampilan calon presiden dalam survei atau kegiatan mereka, tapi semua konteks yang diungkapkan soal pak Prabowo seperti bukan lembaga yang niat, bukan diskusi yang perlu, cuma melihat yang mungkin dalam lingkup mereka yang tidak up date.

Yang paling lucu, “masa dari tahun 2014 itu-itu lagi”
Pak Prabowo sudah jadi Prabowo sejak dulu, sejak sebelum capres-capres, bahkan diluar agenda politik ya pak Prabowo seperti itu. Senang juga saat ada perhatian dengan memberi saran untuk pak Prabowo pakai batik, pakai baju koko, biar fresh katanya. Mungkin kurang tahu dan kurang up date, pak Prabowo adalah tokoh yang sangat baik dalam penampilan, apalagi untuk kesesuaian dengan occasionnya. Soal batik dan baju koko, akan ada waktu dan tempatnya. Bila maksudnya untuk tiba-tiba pakai batik atau baju koko setiap hari untuk mengganti penampilan keseharian pak Prabowo yang khas itu maka itu bukan Prabowo.  

Bahkan beberapa kesempatan, batik yang dikenakan pak Prabowo jadi berita. Selain juga karena banyak orang tahu pak Prabowo adalah pencinta traditional craft Indonesia, ya ukiran tradisional, keris, batik dan banyak lagi. I’ve been an eyewitness, how Indonesian traditional touch is at home, office and His appearance. Batik? don’t ask again! Baju koko? Oh come on.. googlle it please...

Ok, Karl Lagerfeld punya quote yang sangat melekat dengan orang-orang yang punya cita rasa terutama dalam karakter dan penampilan seperti pak Prabowo, “trendy Is The Last Stage Before Tacky”. Btw, mr. Lagerfeld adalah salah satu. Tokoh fashion berpengaruh diplanet Bumi. He is the man behind chanel dan fashion super brand lain on earth.

Berusaha keras untuk jadi “trendy” untuk mengikuti kemauan market walau menabrak kepantasan dan jati diri hingga kalimat magic Lagerfeld bekerja boleh jadi pilihan orang lain untuk menjadi perhatian. Terutama saat memang tidak ada kemampuan mumpuni lain, ngomong kemana-mana, ngebaca aja bingung,ya kita hormati saja. Remember, trendy adalah tahapan terakhir sebelum NORAK. Kayak yang baru-baru ini, soal GOT dan Thanos, ini proof kalau pak Jokowi jadi korban trend, banyak sekali yang menyangsikan pemahaman pak presiden soal apa yang dia baca dari teks pidatonya. Saat bicara dimuka rakyat tentang konsep yang ia sendiri tidak pahami maka bagaimana lagi soal penampilan yang dipaksakan itu. Be your self please.

Bicara soal membosankan, maka harus paham soal karakter juga. People with strong characters have their own style. Memang sangat berbeda dengan orang yang tidak punya karakter dan memang bertugas sebagai hiasan yang siap dipakaikan apa saja. Kelebihan seperti apa yang kelompok ini sebutkan tidak dipunya pak Prabowo mungkin kelebihan mau dijadikan apa saja untuk mencari perhatian yang memang khasnya pak Jokowi yang tidak jarang jadi tertawaan walau framing media membuat itu seolah digandrungi. Cukup kasihan.

A leader not following the trend, a very good good leader make a trend. Kalau dalam hal ini kita ngomong penampilan, sangat jauh dari sosok Pak Prabowo untuk dipaksakan menjadi yang bukan dirinya. Didandani menjadi korban trend  agar disukai walau melangggar kepantasan dan bentuk rupa. Pak Prabowo wearing jeans kok dibeberapa kesempatan. Kesampatan yang sesuai. Karena sangat berbeda hukum nya orang mengenakan sesuatu sebagai karakter dan fungsi style itu sendiri dengan pakai sesuatu untuk mencuri spotlite dengan gimmick murah. Kepantansan yang di tukar-tukar dengan sengaja seperti sarung to mall dan pakai seragam militer saat pertemuan dengan tokoh agama. Ya seperti kebiasaannya, cukup jadi perbincangan dan gimmick, kepantasan dan budaya menghormati ala timur diganti giringan opini bahwa santai salah kaprah adalah the milenials favorite.

Tidak sedikit milenials yang terinfluens dengar gaya pak Prabowo, tidak hanya soal penampilan, gaya berfikir, hingga gaya menjadi kekuatan baik bagi negara ini. Dengan tidak jadi anak muda cengeng yang menjilat dan jadi korban trend seperti penguasa hehe.

Apa untungnya bagi negara, pemimpin yang didandani seolah dekat dengan kaum milenial. Sebagai lumbung suara yang sangat gencar di rayu untuk memilih,  kondisi nyata bangsa terbukti sudah menggerakkan banyak kaum mereka ini untuk bersuara dan berjuang dengan gaya nya masing-masing, tanpa harus “dikotak-kotakkan” tanpa harus terlihat serupa, seperti konsep rezim ini. Yang beda harus dibasmi. Banyak sekali yang memang tidak tertarik tipu daya poles-poles gaya atau yang sudah tidak bersedia jadi korban penampilan Hoax dan bergerak dijalan yang bebas gimmick dan organik untuk NKRI.

Aku mencoba menangalisa ni, mana dari penampilam Jokowi dari karakternya yang mungkin saja menjadi daya tarik itu, apa kemaja putih dengan tulisan narsis
BERSIH
MERAKYAT
KERJA NYATA
ini tidak milenials apalagi keren or what sama sekali. Selain narsis, ini sepertinya apresiasi yang sebaiknya dilakukan orang lain, bukan pamer hasrat oleh seorang kepala negara atau calon lah kalau boleh kita sebut. Atau mungkin ini yang membuat kelompok diskusi dan survei tadi terpedaya dengan yakin bahwa pak Jokowi akan mudah meyakinkan swing voters atau semacamnya dengan program yang sudah berjalan selama ini. Kalau program pasti jalan lah, masa sejak 2014 ga ada program tapi is that Worth?

Lalu kembali soal kostum, maksa sekali bilang bila Prabowo begini terus ini kesempatan yang sangat baik untuk pak Jokowi melanjutkan dua Periode. What a joke… Selain orang-orang sudah jengah dengan sandiwara penampilan, orang juga sudah muak dengan petugas kepentingan itu. Again, be your self, everyone… negara besar butuh pemimpin dengan karakter kuat, bukan karakter fiksi kelinci percobaan eksperimen tim profesor trend gagal paham.

Basically masukan apapun bisa jadi pemahaman yang baik bagi semua orang. Pak Prabowo juga adalah sosok yang sangat open minded. Beliau juga dikelilingi oleh kaum muda, kaum milenial yang juga pasti paham kebutuhan pemilih muda a.k.a milenials yang dikatakan tengah berkembang. Bila dengan jelas kostum dikatakan dapat memenangkan seseorang, ini cukup jahat bagi masyarakat terutama akan selera dan kepiawian masyarakat dalam memilih mana yang otentik. Tidak dielakkan bahwa selain kemampuan dan program, look juga jadi penilaian. Tapi apakah sudah jujur lewat look, itu juga pertimbangan yang kuat bagi pemilih.

Kita akan memilih pemimpin baru bangsa kita dalam pesta demokrasi, bukan pesta kostum.

Thank you Happy People
SPREAD LOVE
2019 PRABOWO PRESIDEN

Comments

Popular posts from this blog

Jual Beli Blanko E-KTP, Jual beli Kedaulatan

Cerita Kehormatan, Prabowo Bagikan Rahasia Nektar Perjuangan Pada Saya

Setelah Hantu, Hanya Orang Gila Yang Bisa Mereka Tipu