Singkap Terbuka, Karakter Kepemimpinan Otoriter Jokowi Adalah Nyata



Publikasi yang sedang viral menyebutkan presiden Jokowi yang notabene adalah sosok yang ada diluar sejarah orde baru kini telah berubah menjadi otoriter tidak sepenuhnya tepat. Ada kemungkinan ini kurang pas saat digambarkan sebagai sebuah perubahan pola atau karakter. Pola atau karakter yang menjadi branding media dan publik sejauh ini mungkin benar. Tapi perubahan pada gaya kepemimpinan yang asli lah yang kurang tepat. Sepertinya beliau sudah memang demikian adanya sedari awal.

Ancaman keamanan dalam demokrasi kita sudah terjadi sejak awal sosok ini digadang-gadang untuk maju kedalam bursa pencalonan. Pertanyaan apakah demokrasi kita sudah terbeli lewat terpilihnya karakter yang bertolak belakang sebenarnya dengan spirit demokrasi patut kita pikirkan.

Mungkin kita lupa, atau sudah terlalu muak untuk mengingat banyak peran yang dulu sempat dimainkan. Namun di tempo semakin dekat dengan pergantian kepemimpinan negeri ini, semakin banyak orang yang sadar akan gaya yang sebenarnya dianut oleh si presiden ketujuh Indonesia ini. Analis dan pengamat asing melihat ini sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan bagi iklim demokrasi tanah air hingga keberlangsungan banyak aspek dari negara besar ini.

Mulai dari majalah public affair, The Strategic dan sejumlah publikasi lain, Jokowi dinilai panik dan menggunakan instrumen negara untuk mempertahankan kuasa sekali lagi. Ini saya setuju, tapi yang saya berlainan paham adalah ini bukan akibat tekanan politik semata, hingga segala cara diambil oleh mantan pengusaha mebel ini untuk membombardir oposisi atau siapa saja yang bisa menghambat obsesi naik takhta lagi beliau, ini memang sikap dan karakter beliau sejak awal, again, semakin kesini makin banyak yang akhirnya sadar dan gerah seperti analis-analis itu.

Sorotan akan ulah pembubaran HTI dan presekusi aksi #2019GantiPresiden disebut para pengamat sebagai indikator perubahan arah dan gaya pemerintahan jokowi yang selama ini sedikit aman dalam citra nya.

Kemudian yang menarik, sebuah artikel berjudul  Jokowi’s Authoritarian Turn oleh Tom Power, dengan feel free mengupas kepekaan politik yang sempit yang membuat Jokowi akhirnya buat saya menyingkap tabir yang selama ini berhasil memanipulasi pemahaman sebagian dari orang Indonesia.

Adapun poin yang dikutip RMOL dari artikel menarik ini antara lain, adanya pelanggaran norma politik yang dilakukan Jokowi, yang saya ingin garis bawahi adalah upaya memperoleh manfaat partisan yang sempit  secara konsisten dan instrumentalisasi politik lembaga-lembaga negara, as we can see.

Selanjutnya ada pilitisasi hukum dan aksi melawan oposisi akar rumput. Masih soal #2019GantiPresiden, kabar mengenai penyitaan barang dagangan atribut hingga intimidasi bagi pengguna atribut 2019 Ganti Presiden tidak main-main. Dalam roh demokrasi ini jelas pelanggaran. Walau akan ada yang bertugas memback up aksi melawan oposisi akar rumput ini dengan memelintir hak konstitusional rakyat itu dengan narasi kebencian terhadap presiden, yap, oleh ahli-ahli skill khas pendukungnyan. Sebut saja Luhut dan anggota partai ngarep terkenal PSI.

Belum lagi adanya kekawatiran indikasi memobiliasi militer oleh rezim Jokowi ini. Sudah sepatutnyakah kita waspada?

Bila harus menelan pil pahit dari kenyataan, maka mau tidak mau kita pasti akan sepakat bahwa ini adalah kemunduran dari demokrasi yang sampai saat ini terus kita perjuangkan karena inilah sistem paling klop untuk negeri kita.

Ya ya.. konsep-konep dari konsultan Jokowi untuk beliau memainkan aksi “sederhana” dan konsep sandal jepit pada akhirnya mau tidak mau berhasil ditiup angin kencang kenyataan hingga tabirnya tersingkap dan wajah asli itu jadi bisa kita lihat sampai nanti harus diakhiri.

Cita-cita kita adalah jadi bangsa dari negara maju, tidak ada waktu untuk mundur kemasa lalu dengan melukai demokrasi sejati.

Comments

Popular posts from this blog

Jual Beli Blanko E-KTP, Jual beli Kedaulatan

Cerita Kehormatan, Prabowo Bagikan Rahasia Nektar Perjuangan Pada Saya

Setelah Hantu, Hanya Orang Gila Yang Bisa Mereka Tipu