Soal Tiga Hal Ngawur Yang Harus Kita Hentikan
Aku pernah dengar seseorang diklaim setara dengan seorang
pemimpin kelas dunia, negarawan grade A kalau versi aku mah. Tapi setelah
dilihat-lihat klaim itu sangat jahat dan tidak beralasan. Jahat kepada pemimpin
grade A tadi, sebab tak adil bila ia disetarakan dengan orang yang dalam menemukan
kalimat saja dia tak lihai. Pemimpin ini jauh dari visual yang lesu dan lunglai
bak peran-peran protagonist teraniaya disenetron-sinetron kegemaran orang kita,
sebaliknya pemimpin ini punya kecerdasan mumpuni hingga banyak disegani
pemimpin dunia lain termasuk pada siapapun yang coba melemahkan negaranya,
apalagi akan menjual bangsanya, tidak mungkin ia lakukan. Baginya tak perlu
main watak untuk dicintai rakyatnya, rakyatnya tahu dia mau selamatkan mereka,
bukan agen atau boneka. Jadi kesimpukanya klaim tersebut ga fair untuk bapak pemimpin
tangguh tadi, klaim ga lebih dari sekedar halusinasi dari dayang-dayang orang
yang sering lebih memilih sibuk terlihat sederhana ketimbang mengurus hidup
rakyat yang untuk jadi sederhanapun susah. Pemimpin grade A itu adalah ERDOGAN.
Hi happy people, kamis gini aku pengen bahas tentang tiga
hal, sebenarnya banyak, banyak hal yang harus kita hentikan tapi aku ambil tiga
hal buat tulisan ku kali ini. Kita harus hentikan karena untuk titik itu
seseorang tidak boleh sengawur itu. Ratusan juta jiwa diertaruhkan pada titik
itu. Jadi harus kita hentikan immediately. Nanti aku sekalian kasih tahu
caranya.
Ada lagi soal cerita klaim lainnya, bapak ini mengklaim
bahwa ia melibatkan lembaga anti rasuah dalam perjalananya memilih calon
wakilnya dalam sebuah laga. Hal ini pasti baik bila ini adalah kenyataan. Melakukan
klaim akan sesuatu tentu sah-sah saja, namun bila tidak ada dalam kenyataan
maka itu kemabali jadi halusinasi. Tak lama setelah klaim itu dilakukan, yak…juru
bicara dari lembaga anti rasuah itu melakukan bantahan, bahakan setelah mengecek
persuratan dilembaganya, klaim itu halu. Jeng.. jeng… kok gitu sih pak. Pak jubir
ini radikal ya.
Tapi pak jubir masih kalah radikal sih sama klaim berikutnya,
orang itu mengklaim bahwa ekonomi di negeri itu tumbuh dan meroket. Ada gerakan
tangangya lagi… wuuush… meroket gitu. oh, big lie… jangankan rakyat ekonomi
lemah, banyak pengusaha juga ngejerit. Daya beli menurun, bahkan disaat musim
orang-orang belanja ga kira-kira, musim lebaran. Kalau main angka-angka aja
siapapun bisa bikin, data perlu untuk menguatkan sebuah klaim, tapi oh sorry
mister, you halu again. Seriuously, we need to stop him. Agan, why? Karena orang
itu ada dititik yang terkesan saja ga boleh apalagi sudah benar-benar ngawur
like that.
Ok..ok.. bila sebagai manusia kita harus saling memahami,
jangan hanya bisa menyalahkan orang. Jangan Cuma bisa nyalah-nyalahin dong,
pasti gitu kata pemujanya ntar. But, wait… orang itu juga sering melakukan
tindakan yang dikeluhkan pemuja-pemujanya, keluhan tak cerdas sih, mereka harus
tau posisi orang itu. Ok, orang ini acap kali, eh acap apa acab sih,
pokoknya seringlah, menyalahkan
pendahulunya. Pernah soal hutang negara yang makin fantastis. Bilang kalau itu
akibat warisan hutang dari pemerintah sebelumnya, ya elaaah… kan sebelum
dilantik untuk titik itu kan harusnya udah tau dong lengkap dengan upaya
penyelesaiannya. Terus bilang gini karena udah banyak dari sononya, jadi dia
harus berat membayar bunga hutang itu yang juga makin banyak, ya kan ini juga
harusnya udah tahu, harus udah dipikirin dong sebelum berani-beraninya nyalon. Kalo
itu ayam-ayam SD juga tahu. Tapi terus rajin
banget buat utang baru kan, ya walaupun katanya mustahil negara tanpa hutang
tapi udah tau gitu masih aja. Kalau kata bang Sandi hutang itu harus digunakan
untuk hal-hal yang sangat produktif dan bisa membuka lapangan pekerjaan, buat
WNI lo ya, buat Putera puteri bangsa. Hutang negara harus juga dimanfaatkan
utntuk memastikan industrialisasi berkembang, konektifitas sentra pertumbuhan
terbangun, dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Jangan buat gali lobang
tutup lobang.
Terus juga menyalahkan atas beberapa masalah lain yang tidak
mampu ia handle. Gini ya, emang masalah pasti ada. Kalau lagi berkuasa ya itu
tanggung jawabnyakan kalau ga sanggup minta break aja dulu, biar yang terdahulu
yang menyelesaikan terus udah beres baru nyambung lagi nyejabat di titik
tertinggi itu. Tahu permasalahan yang sedang, pernah dan akan dihadapi negera
emang mutlak kalau mau mimpin dengan benar. Jangan sampai menyalahkan jadi
keliatan emang ga tahu apa-apa, kan udah tahu ya harusnya jadi ga usah dibahas
lalunya, majulah dengan ksatria ini tanggung jawab saya gitu. kalau ga sanggup
beresin warisan masalah terdahulu ngapain maju. Tul ga…
Ya udah deh, kita akan masuk ke bagaimana ke-ngawuran ini
bisa kita akhiri dengan elegan. Tapi
sebelumnya kita ingat-ingat ngawur point terakhir ditulisan ini. Ingkar Janji.
Langsung aja ya, buy back …….. you know what I mean. Nanti kali
ya deket-deket 2019 biar bsa dijual, itu juga kalo sanggup, tapi…
Memperkuat lembaga anti rasuah negeri, aku Cuma mau bilang,
beresin kasus novel aja dulu. Kalau ngucur-ngucur dana aja masih belum akan
menguatkan. Apalagi bisa aja… emmmmm… gitulah
Cetak sepuluh juta lapangan kerja, ciyus ni? Buat WNI ga? Buat
pribumi ga? Buat putera puteri bangsa ga? Eh yang ini udah apa belum sih?
Menyelesaikan pelanggaran-pelanggaran HAM masa lalu, udah
cedera ni yang ini, dengam mengangkat seorang jadi MENKOPOLHUKAM, tau kan
siapa?
Ok kita sudahi ngawur-ngawur ini dengan jalan yang terhormat.
Gaungkan keseluruh negeri, bisikkan kesegenap sanubari putera-puteri bangsa. Tahun
ini adalah tahun terkhir kita masih harus jadi saksi ngawurnya pemimpin
tertinggi dinegeri ini, itu kalo beneran tertinggi ya, kali ada bosnya lagi,
tau deh. Yakinkan diri kita dulu, tanyakan kembali, seberapa cinta kita pada
Indonesia ini. Kalau sudah yakin tent kita akan se iya sekata kalau tak lagi
ada waktu untuk melihat bangsa ini mudur dalam kengawuran. Tak sekedar memilih
yang bukan orang ini, Tuhan yang maha Esa sudah memberikan kita pilihan yang
tidak hanya yang penting mengganti, tapi lengkap dengan kualitas dan kekuatan
yang sudah disiapkan bahkan dengan ketahanan uj yang tidak terbantahkan. Cintanya
bukan drama, dia sudah berikan semua kelengkapan syarat masa depan baru yang
melahirkan senyum paripurna negeri kita.
I LOVE INDONESIA
2019 PRABOWO PRESIDEN :)
Comments
Post a Comment