Cerita Prabowo dan Pengemudi Buggy Soeta
Yay Monday Happy People…
Hari pertama diminggu ini yang akan jadi awal persembahan
kita untuk negeri kita, no matter what your way, no matter what your style.
Btw, how your Monday so far? Kalau aku sih happy, but
kepikiran. Weekend kemarin denger langsung sebuah cerita yang melegakan, walau
menyakitkan. Pak Prabowo cerita tentang pengalamannya saat berada di air port
baru-baru ini. Cerita bapak saat seorang pengemudi buggy bandara Soeta
menujukkan kesadarannya berbangsa.
Dia adalah seorang pemuda berusia sekitar 19-20 tahun kata
pak Prabowo. Ketika itu buggy boy ini mengucapkan selamat pada pak Prabowo.
Selamat pak ya, maju
pak ya. Bawa perbaikan pak, kita sudah capek pak dibawah.
Itu membuat pak
Prabowo tersentuh, Kemudian bapak bertanya, gimana
menurut kamu?
Pak kita dijajah pak.
Seorang pengemudi buggy car bandara merasa negaranya
dijajah. Sebuah ungkapan nurani putera bangsa Indonesia yang tentu sebagian
dari kita akan bilang, betul, aku setuju. Rakyat kan tidak bodoh, kitakan tidak
bodoh. Lagi, tentukan kita bisa lihat dan rasakan sendiri.
Pertanyaannya adalah, jika anak 19 tahunan ini saja bisa
menyarakan realitas yang ia lihat dan rasa, apa kabar elite bangsa kita. Kalau kata
pak Prabowo, bila elite tidak melihat bahwa kita memang dijajah, memang hatinya
sudah beku. Tidak punya insting.
Ramai sekali elite bahkan cendikiawan dan yang mengaku
cendikiawan, bilang, enggak kok, rakyat gembira kok. Ekonomi kita baik kok. Tapi
silahkan para elite itu tanya pada pemuda itu.
Ok, kenapa aku bilang tadi cerita ini melegakan? Karena secara
pribadi aku lega, ada anak muda dengan kesadaran bernegara dan melek realitas
dan mendapat anugerah menyarakan langsung isi hatinya pada presiden Republik
Indonesia selanjutnya. Tahu bagaimana kondisi bangsanya dan hebat karena sudah
keluar dari pembutaan media mainstream yang bila kita malas maka tujuan mereka
tercapai. Malas cari tahu, malas turun dan melihat langsung apa yang bangsa ini
derita. Faktanya, teman kita si buggy boy yang tamatan SMA ini saja mengerti
masalah Indonesia. Sekarang, no matter what who you are, memahami bangsa kita
dan kondisi nyatanya adalah fardu ain. Apakah kesadaran itu sudah mulai
ditegakkan? Jawabnya sudah, as you can see, even emak-emak yang biasanya nempel
banget image ga ngerti politik, taunya sinetron doang aja sudah menentukan
sikap bahwa kita butuh perubahan lewat pemimpin yang tidak menghianati
realitas. Mungkin emak-emak sadar karena sudah banyak yang main sinetron
didunia nyata. Ssssssttthh.. lagi mau
soting. If you know what I mean.
Then, kenapa sekaligus menyakitkan? Karena kondisi yang anak
itu sampaikan adalah nyatanya kita sekarang. Kita tidak sedang baik-baik saja,
ditambah lagi pucuk tertinggi negeri ini gemar sandiwara dengan itu. Mengkhianati
realitas, menghianati intelektualitas. Dan kalau kata Pak Prabowo elite dan
cendikiawan yang melakukan itu akan dikutuk oleh sejarah. Bagus ko, baik kok,
maju kok, berani-beraninya ngomong semetara masih ada sauadara kita yang
kelaparan, masih aja ada saudara kita yang untuk air bersih saja susah, dan
masih banyak dari kita yang mau berpendapat aja dikekang, masih aja anak bangsa
yang mau diskusi malah dpresekusi. Apa itu tujuan kita bernegara setelah 73
kali upacara kemerdekaan?
Pak kami dijajah pak. Kata-kata
pemuda itu pada pak Prabowo mewaliki aku dan banyak anak Indonesia diluar sana
yang memilih tidak cengeng dan menikmati tipu daya karena terlalu memuja. Rasanya
aku pengen ada disana dan lihat moment yang menurut ku jadi salah satu yang
tercatat dalam sejarah keasadaran yang muda, tak hanya untuk dia dan sekarang,
tapi kesadaran itu menyumbang apa yang adik-adik kita,anak-anak ki.ta nanti
dimasa depan nikmati dan hadapi sebagai Indonesia Aseli. Yang bila kita tetap
melanjutkan system ini membuat Indonesia terus lemah dan terus miskin, sebuah
kondisi yang tidak pantas di alami bangsa sekaya kita.
Gitu deh. Kalau ada yang penasaran sosok the buggy boy ini, like
me, ntar kalau di Soeta naik buggy tanyain,
mas yang pernah nyetirin pak Prabowo bukan? Kalau nemu ajak tos dulu,
kita satu gelombang.
See ya happy people…
2019 Prabowo Presiden :)
Comments
Post a Comment