Hutang BPJS Membengkak, Dirut Harus Mengadu KeTuhan?



Selamat hari kamis Happy People…
Bagaima hari kalian sejauh ini?
Hope you guys enjoy your life so far sebelum kita bahas Soal omelan tersebut.

Dulu ada yang sempat protes dan takut dengan istilah emak-emak. Taunya melakukan aksi yang kerap diidentikkan dengan emak-emak, yaitu ngomel. Kalau emak-emak pada ngomel ya kita maklum, bisa karena sayang anak, namanya juga emak-emak, bisa karena pusing harga-harga naik, bisa juga karena kesel liat pemimpin pada ga tanggung jawab. Walaupun ada emak-emak yang lebih senang disebut ibu bangsa sampe monyong-monyong bilang lima belas ribuuuu gitu loooh! Hanya untuk membela junjungannya yang baru aja abis ngomel-ngomel di podium kehormatan.

Kemarin, 17 oktober disebuah kongres di JCC, Jokowi ngomel soal hutang BPJS harus sampai ke mejanya. Kata beliau ini, harusnya sudah bisa beres ditangan Dirut BPJS dan MENKES. presiden kita ini bilang  "Saya tahu urusan JKN ,urusan pembayaran RS. Saya ngerti dan sampai di meja saya seingat saya mungkin sebulan atau 5 minggu lalu kita putuskan. Tapi sebetulnya ini urusan Dirut BPJS, nggak sampai presiden kayak gini-gini," yang aku kutip dari detik.com

Dalam kongres yang bersifat resmi seperti itu, banyak yang mengharapkan presiden bicara lebih substansial. Ngomel-ngomel kayak gitu sebaiknya tidak dilakukan dimuka publik. Mengingat masalah kesehatan dan urusan pembayaran BPJS ini sedang di bicarakan sekali. Ketimbang menyalahkan ketidakbecusan anak buahnya dimuka umum dalam forum publik.

"Mestinya udah rampung di Menkes, Dirut BPJS. Masa urusan pembayaran utang rumah sakit sampai presiden.YA KEBANGETAN," kata Jokowi.


Lalu komentar beragam di dunia maya bertebaran. Sejumlah akun langganan berita online memberi komentar Jokowi egois dengan omelannya ini. Dengan terlalu sesumbar mengumumkan kesalahan kaki tangannya agar pencitraannya tidak terluka. Hingga mempertanyakan kemampuan kendali dalam kepemimpinan Jokowi.

Sautan lain dari omelan ini datang juga dari netizen yang cukup terkenal, politisi partai Demokrat yang menyatakan bila presiden keberatan untuk langsung mengurus hutang BPJS ini, tapi kenapa masih mau repot-repot untuk urusan yang sebenarnya bisa dilakukan oleh para pembantunya. Bang Ferdinan Hutahean, tweet begini, “mestinya urusan bagi-bagi sertifikat itu juga cukup dilakukan kepala BPN setempat, engga perlu presiden yang lakukan, kebangetan itu sih”

Omelan lain Jokowi dalam urusan BPJS ini adalah "Suaranya itu seperti ini, 'Pak ini utang kita sudah puluhan miliar belum dibayar'. Ngerti saya, jadi Pak Dirut rumah sakit enggak usah bicara banyak juga di media. Saya sudah ngerti. Sebelum bapak ibu sekalian menyampaikan, saya sudah ngerti”

Bila mengerti kondisi dan mengaku beberapa kali blusukan kerumah sakit di wilayah Bandung dan Nabire, untuk melihat kondisi langsung yang nyata tidak sekedar data yang disajikan oleh para pembantunya, harusnya ada tindakan yang lebih fundamental dari sekedar ngomel saat banyak Rumah sakit yang operasionalnya tersendat akibat penunggakan klaim BPJS yang tidak sedikit. Belum lagi jadi head line, Jokowi Minta Rumah Sakit Tak Bicara ke Media Soal Utang BPJS. Keluhan yang bisa jadi adalah lanjutan keluhatan-keluhan rakyat pak, jadi harusnya maklum dengan jalan pro aktif tidak sekedar reaktif. Biar nanti kalau ada suara rakyat yang bilang presiden egois, ga perlu ngomel lagi. Hingga ada pernyataan pak presiden agar tidak bicara ke media soal hutang BPJS, lalu rumah sakit harus ikut kebiasan menutup-nutupi fakta kondisi lapangan?

Perlu koordinasi yang matang dan dewasa untuk mengurus negara sebesar ini. Untuk satu bidang ini saja pemimpin bisa terlihat sangat cengeng, lebih baik melakukan koordinasi lewat kekuasaan yang dimiliki kini untuk menjadikan banyak urusan berjalan lancar dan hajat hidup orang banyak terlayani dan terjamin oleh negara secara profesional. Bila BPJS dan kementrian kesehatan lewat dirut dan mentrinya sudah tidak sanggup menanggulani hal ini karena anggaran yang memang cekak, dimentahkan hingga diomelin oleh presiden dimuka kongres Rumah sakit, harus kemana lagi mereka mengadu? Langsung ketuhan?

“Mestinya udah rampung dipresiden. Masa urusan pembayaran rumah sakit sampai tuhan. YA KEBANGETAN!” Kata dunia

Terlebih bila presiden ingin tetap ngomel, harusnya mengingat lagi bahwa BPJS dan kementrian  kesehatan Itu berada langsung dibawah presiden.Biar jangan kelihatan banget ingin cuci tangan karena sudah menjadi konsumsi publik bahwa isu defisit anggaran, hutang dan klaim-klaim BPJS ini tidak berhasil di handle oleh pemerintah, pemimpin tertinggi dinegara ini yakni beliau sebagai presiden, kalau memang demikian. Apa memang mahal sekali koordinasi di rezim ini? Belum selesai para pemelihara nalar mengurut dada karena ada pahlawan yang kesiangan menurunkan BBM yang belum sejam dinaikkan oleh pembantunya, kita dipertontonkan lagi uncoordinated habit nya dengan ngomel dan cuci tangan. KEBANGETAN!

Apa mungkin ini juga yang membuat september lalu sejumlah tenaga kesehatan, dokter dan perawat menjumpai Prabowo untuk membahas layanan kesehatan akibat defisit BPJS? Apa mereka sudah tidak percaya presiden?

Comments

Popular posts from this blog

Jual Beli Blanko E-KTP, Jual beli Kedaulatan

Cerita Kehormatan, Prabowo Bagikan Rahasia Nektar Perjuangan Pada Saya

Setelah Hantu, Hanya Orang Gila Yang Bisa Mereka Tipu