Dialog dan Persahabatan Antaragama, Visi Islam, Prabowo dan Pancasila



Hi Happy People,
Happy Friday, jum’at berkah for All…

Sebagai orang yang mengkitu akun-akun official social media pak Prabowo, bang Sandi dan Gerindra, beberapa hari terakhir postingan akun-akun tersebut dipadati dengan kegiatan pak Prabowo dalam kunjungan silaturahmi ke beberapa daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Dalam Kunjungan silaturahmi kebeberapa Pondok Pesantren dan silaturahmi dengan berbagai tokoh serta kalangan masyarakat, pak Prabowo menjumpai beberapa sosok ulama yang memiliki hubungan sangat baik dengan beliau sejak lama.

Disetiap mengikuti Live streaming kegiatan bapak di Facebook partai Gerindra dan Facebook Prabowo Subianto, selain mengikuti kegiatan yang berlangsung dan mendengar penyampaian bapak, yang menarik adalah komentar warga net a.k.a netizen di fitur live itu. Macam-macam, selain dipenuhi dukungan dan doa-doa untuk perjuangan pak Prabowo, ada juga komentar sinis khas pendukung toko sebelah. Jualan mereka cuma satu, kenapa hanya dekat dengan ulama jelang pemilihan, kenapa kepesantren jelang pemilihan, semacam itu lah. Yap, like I said tadi, khas pemuja kolam dan akun-akun robot bayaran. Sama seperti junjungannya, ribut-ribut aja dulu, terbantah fakta pun ga masalah, karena tujuannya cuma bikin rusuh, konsep mereka gt kan.

Tapi orang-orang yang mengenal bagaimana dan siapa seorang Prabowo Subianto dengan dunia Islam, atau orang yang mau mencari tahu, tentu sudah tidak akan asing dengan aktivitas bapak dengan para Habaib dan dunia pesantren. Beberapa pesantren dan pimpinan pondok juga menegaskan bahwa pak Prabowo sudah lama berhubungan baik dengan mereka.

Sebagai seorang muslim yang tumbuh dari keluarga dengan keragaman keyakinan, sangat lucu sekaligus miris saat jelang pemilihan, ada serangan fitnah bahwa pak Prabowo anti dengan non-muslim, hanya akan berpihak pada islam saja. Ini bahkan langsung aku rasakan dan alami dilingkungan dan orang-orang yangbaku kenal, untunglah ada tekhnologi terbaru bernama diskusi, yang tadinya ikut terpelintir jadi paham sebenarnya. Sementara dilain sisi ada yang selalu nyinyir akan kondisi keragaman yang memang sudah terpelihara baik dalam tradisi keluarga beliau. Semua upaya bodoh itu dilakukan oleh mereka yang sebenarnya itu-itu juga. Satu sisi dicap hanya berpihak pada yang muslim, satu sisi dianggap tidak islami, dengan sumber yang satu, dia-dia juga. Mereka yang juga satu aliran dengan proyek memecah belah antar umat, benturan umat islam, islamophobia, komunisme dan paketan kejahatan yang memiliki SOP ngaku paling Pancasila, yang lain anti dan radikal. Kalian tahu lah…

Walaupun sebenarnya sudah dapat kita lihat dan ketahui, sebagai pribadi pak Prabowo adalah putera bangsa yang sangat Indonesia. Sebagai purnawirawan TNI sejak muda sudah berada dimedan tempur untuk negara dan keutuhan bangsanya. Seorang muslim yang meyakini Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin. Artinya, orang yang cinta negerinya sudah pasti tidak akan bersentuhan dengan dua tuduhan yang mau tidak mau harus kita akui sudah meracuni sebagian dari saudara-saudara kita, baik yang satu keyakinan dengan bapak ataupun saudara kita yang berbeda.

Mengutip dari tulisan bapak dalam buku “Visi Islam Kami” diprinsip islam No. 6: Dialog dan Persahabatan Antaragama, dituliskan:
“Perdamain antaragama membutuhkan pemeliharaan dialog. Dialog bertujuan membangun kerjasama mengatasi permasalahan dan tantangan umum, seperti kemiskinan dan ketimpangan sosial, pengangguran, produksi pangan, kesehatan, diskriminasi, penyalahgunaan hak dan kehormatan, degradasi lingkungan hidup, serta penanggulangan bencana. Dengan bekerja sama , kita dapat saling percaya. Dan saling percaya  merupakan fondasi persahabatan, InshaAllah.”

Dari situ, kita bisa sama-sama pastikan bahwa konsep kepemimpinan seorang Prabowo Subianto adalah konsep seorang Pancasilais yang walau sedikit gelitik diberikan oleh sekelompok robot untuk membangun opini bahwa pak Prabowo dibalik ormas yang mereka cap radikal dan anti Pancasila baru-baru ini. Bila dalam sejarah mudanya sebagai seorang prajurit bahkan pimpinan di kesatuan TNI sudah sangat berhubungan baik dengan tokoh dari agama yang ia anut, maka tidak ada hukumnya beliau akan tidak baik dengan yang berkaitan dengan keyakinan yang lain. Kecuali narasi-narasi yang berstandar ganda yang diciptakan oleh orang dan pendukung-pendukungnya yang selalu bersikukuh memisahkan agama dari aspek kehidupan lain, mulai dari hal yang mungkin mereka anggap sepela, kolom agama pada kartu identitas, pelajaran agama di sekolah, hingga akhirnya menjilat ludah sendiri dengan nempel-nempel kepada orang dari kalangan organisasi agama karena takut hilang simpati dan suara. Dalam ketakutan karena ada strategi pihak lain yang buat mereka bergidik. Pisahkan! Pisahkan! Awalnya gitu, lalu?

Narasi yang dikembang biakkan oleh kelompok tertentu hingga lahirlah polisi-polisi ideologis versi mereka. Aku ibaratkan begini, mengajari ikan berenang. Mengajari umat beragama di Indonesia untuk bertoleransi. Kita sudah punya itu, bahwa bila ada perubahan dan dinamika lain dari kehidupan dalam keBhinekaan ya sangat wajar. Again, dialog dan persahabatan yang dijadikan prinsip tadi adalah solusinya. Tapi untuk harus mengajarkan toleransi menjadi seperti mengajarkan ikan berenang karena yang mendikte kita soal toleransi adalah kaum yang tidak ingin kita bersatu, tidak menjadikan agama sebagai bagian Penting dan atau mereka sedang menjalankan proyek bermodal itu. Sama halnya seperti kasus orang yang bangga mengaku anak PKI atau yang sering menggunakan atribut dan gaya-gaya PKI mengaku paling pancasila dan mengaku menjaga Pancasila, mana mungkin, mustahil. Bila menyebutkan nama bisa jadi berbahaya, kalian sebut saja nama mereka dalam hati, semoga segera tuhan buka hati mereka.

Jagan kita lupakan juga, beberapa benturan yang kerap terjadi akhir-akhir ini, akan bermuara kepada mereka saat akhirnya mereka lelah bermain peran. Saat akhirnya ada projek baru dan atau nilai proyek ini sudah berakhir. Tapi apa lantas mereka berhenti setelah ketahuan? Tidak, mereka tebal muka, bahwa kotak-kotak yang mereka ciptakan sendiri lalu berteriak minta kotak ini di hilangkan adalah cara yang dekat dengan upaya kelompok tertentu yang menjadikan agama sebagai musuh mereka.

Dengan bekerja sama, maka kekuatan akan kita miliki untuk menghentikan upaya mereka ini. Namun yang harus kita tanamkan adalah, musuh kita bukan saudara kita yang walau mereka terlibat disana, musuh kita adalah perpecahan, musuh kita adalah ketidakadilan.

Jelas tertulis dalam kutipan diatas, segala permasalahan bangsa dan upaya mewujudkan negara yang adil dan makmur melibatkan dialog dan persahabatan anataragama. Agama mengajarkan kebaikan, dengan ikatan yang kuat dari kita seluruh umat beragama diIndonesia, apapun upaya menghalangi kita untuk menjadi bangsa yang terhormat dan menjamin kehidupan bangsanya akan segera kita rasakan. Ingatlah kita yang tentukan, kita mau berjalan kearah yang menjadikan pancasila sebagai darah dan nafasnya, atau yang menjual ideologi untuk membunuh lawannya. Prinsip Islam yang pak Prabowo jalankan adalah darah seorang muslim Indonesia yang menggunakan cinta, Rahmat bagi seluruh alam. Sebarakan, sadarkan semakin banyak orang yang bisa kita jangkau, selamatkan Indonesia Raya.

Jum’at Mubarok..
Happy Friday, Happy weekend Happy People…
SPREAD LOVE
2019 PRABOWO PRESIDEN


Comments

Popular posts from this blog

Jual Beli Blanko E-KTP, Jual beli Kedaulatan

Cerita Kehormatan, Prabowo Bagikan Rahasia Nektar Perjuangan Pada Saya

Setelah Hantu, Hanya Orang Gila Yang Bisa Mereka Tipu